Dalam merayakan kelahiran seorang bayi, umat Islam memiliki tradisi yang dikenal sebagai aqiqah. Aqiqah merupakan salah satu bentuk ibadah yang dilakukan sebagai ungkapan syukur atas anugerah Allah atas kelahiran sang buah hati. Namun, mungkin muncul pertanyaan di antara banyak orang tua, “Mengapa aqiqah hendaknya dilakukan pada hari ke-7?”
Hari ke-7 dalam tradisi aqiqah memiliki makna dan hikmah yang dalam. Hal ini bukanlah sekadar aturan yang berasal dari kebiasaan semata, melainkan memiliki dasar-dasar keagamaan dan kebijaksanaan yang dalam. Mari kita telusuri lebih jauh tentang mengapa hari ke-7 dipilih sebagai waktu yang ideal untuk melaksanakan aqiqah.
Manfaat Hari ke-7 dalam Aqiqah
Sunnah Rasulullah SAW: Sunnah Nabi Muhammad SAW menunjukkan bahwa beliau melakukan aqiqah pada hari ke-7 setelah kelahiran. Ini merupakan contoh yang sangat baik bagi umat Islam untuk mengikuti, mengingat Rasulullah adalah teladan terbaik dalam segala aspek kehidupan.
Kesehatan dan Kesejahteraan Bayi: Menurut penelitian medis, pada hari ke-7 setelah kelahiran, sistem kekebalan tubuh bayi mulai berkembang dengan pesat. Melaksanakan aqiqah pada waktu ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan dan kesejahteraan sang bayi.
Kesempurnaan Rasa Syukur: Melalui pelaksanaan aqiqah pada hari ke-7, orang tua menyampaikan rasa syukur yang lebih dalam atas anugerah yang diberikan Allah. Dengan menunggu beberapa hari setelah kelahiran, ini memberikan waktu bagi keluarga untuk merenungkan dan menguatkan rasa bersyukur mereka.
Tradisi Keagamaan dan Kebersamaan: Melakukan aqiqah pada hari ke-7 juga mencerminkan tradisi keagamaan yang kaya serta memungkinkan keluarga dan kerabat untuk berkumpul bersama untuk merayakan kelahiran sang bayi. Hal ini menciptakan ikatan keluarga yang erat dan memperkuat hubungan antaranggota keluarga.
Tata Cara Pelaksanaan Aqiqah pada Hari ke-7
Menyembelih Hewan: Pada hari ke-7, hewan yang telah dipilih untuk aqiqah disembelih dengan menyebut nama Allah. Dagingnya kemudian dibagi-bagikan kepada kerabat, tetangga, dan orang-orang yang membutuhkan.
Memberi Nama Bayi: Tradisi aqiqah juga sering kali menjadi momen untuk memberikan nama kepada bayi. Nama yang diberikan biasanya dipilih dengan makna yang baik dan berkat.
Berdoa dan Bersyukur: Pada hari aqiqah, orang tua dan keluarga mengadakan doa bersama untuk keselamatan, kesehatan, dan keberkahan bagi bayi yang baru lahir serta untuk mengucapkan rasa syukur atas anugerah Allah.
Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang signifikansi hari ke-7 dalam tradisi aqiqah, diharapkan umat Islam dapat melaksanakannya dengan penuh keikhlasan, kebahagiaan, dan rasa syukur atas karunia Allah. Semoga aqiqah yang dilakukan pada hari ke-7 menjadi langkah awal yang baik bagi keluarga untuk membimbing dan mendidik anak-anak dalam bingkai ajaran Islam yang kokoh.