Dalam setiap prosesi aqiqah, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah daging hasil aqiqah harus habis dalam sehari. Sebagian masyarakat menganggap bahwa daging aqiqah harus habis dalam sehari sebagai bagian dari kebiasaan yang dianut. Namun, apakah hal ini memiliki dasar yang kuat dalam ajaran Islam?
Pertama-tama, kita perlu memahami esensi dari aqiqah itu sendiri. Aqiqah adalah ibadah yang dilakukan sebagai ungkapan syukur atas kelahiran seorang anak. Namun, tidak terdapat tuntunan dari Al-Quran atau Hadis yang secara spesifik menyatakan bahwa daging aqiqah harus habis dalam sehari. Hal ini lebih bersifat kebiasaan atau tradisi masyarakat yang terus berlanjut dari generasi ke generasi.
Sebagian ulama berpendapat bahwa lebih baik jika daging aqiqah tersebut dapat habis dalam waktu yang wajar, sehingga tidak menyia-nyiakan nikmat Allah. Namun, hal ini tidak diatur secara khusus dalam syariat Islam. Sehingga, tidak ada larangan atau kewajiban untuk menghabiskan daging aqiqah dalam sehari.
Dalam Islam, lebih diutamakan keadilan, berbagi, dan tidak menyia-nyiakan nikmat Allah. Oleh karena itu, lebih penting untuk memastikan bahwa daging aqiqah tidak terbuang percuma, dan dapat dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Jika daging tersebut tidak habis dalam sehari, tidak ada masalah asalkan dikelola dengan baik dan tidak disia-siakan.
Dalam praktiknya, beberapa keluarga memilih untuk memasak dan membagikan daging aqiqah kepada tetangga, saudara, atau orang-orang yang membutuhkan, sehingga lebih banyak orang dapat menikmati keberkahan dari aqiqah tersebut.
Jadi, kesimpulannya, tidak ada ketentuan yang mengharuskan daging aqiqah harus habis dalam sehari dalam ajaran Islam. Namun, lebih penting untuk menjaga keadilan dan keberkahan dalam memanfaatkan daging tersebut, sehingga dapat membawa manfaat bagi lebih banyak orang.